Autis  merupakan gangguan perilaku anak yang hingga saat ini belum ditemukan  penyebab dan obatnya. Padahal, jika gejala itu sudah terdeteksi sejak  dini, si anak bisa segera mendapatkan terapi. Ada 5 macam terapi yang  telah teruji dan direkomendasikan, yaitu terapi perilaku, terapi bicara,  terapi okupasi, terapi sensori pancaindera, dan terapi biomedical.  Diantara kelima terapi tersebut, terapi perilaku merupakan terapi dasar  yang harus dilakukan untuk membantu tumbuh kembang anak.
Lalu  bagaimana metode terapi perilaku yang dapat dilakukan orang tua? Pada  dasarnya, setiap kali orang tua memberi perintah, ada 4 respon yang akan  diberikan anak, yaitu respon benar atau mengikuti perintah, respon  salah atau tidak melakukan sesuai perintah, tidak memberikan respon, dan  respon setengah atau mengikuti perintah tapi tidak sepenuhnya. Jika  responnya benar, berilah pujian pada si anak. Jika responnya salah,  sebaiknya orang tua bila "tidak". Begitu juga kalau tidak ada respon,  jangan lupa untuk bilang "tidak" pada si anak. Tapi, jika responnya  setengah, maka ulangi perintah anda agar si anak mengulangi responnya.  "Untuk menangani anak autis, jangan sekali-kali menghukumnya dengan  hukuman fisik. Sebab itu justru akan membuat keadaan makin tidak sesuai  dengan yang diinginkan" atau bahkan akan dicontoh oleh si anak.
Ada  beberapa kemampuan yang harus dikuasai anak autis, yaitu duduk mandiri  di kursi, melakukan kontak mata, tangan dilipat, meniru berbagai macam  gerakan, mengidentifikasi benda dan gambar, menyebut nama benda dan  gambar, serta membina diri sendiri.
Meski  orang tua sudah memberikan terapi, namun ada baiknya melibatkan peran  seorang terapis. Idealnya, terapi perilaku diberikan pada anak usia 2-3  tahun selama 2 tahun berturut-turut. Metode terapi diberikan selama 40  jam dalam seminggu atau 7-8 jam perhari.
Diharapkan, terapi bisa membantu mengenal 500 keahlian dasar yang berguna dimasyarakat dan sekolah umum nantinya.
Diakui  bahwa tidak semua anak autis mengalami gangguan terhadap kecerdasan  otak. Ada anak autis yang sangat cerdas bahkan melebihi anak normal pada  umumnya. Bahkan tidak sedikit pula penderita autis yang memiliki  kemampuan yang abnormal.
0 komentar
Posting Komentar